Jumat, 25 Juni 2010

AWAL BERCINTA


AWAL BERCINTA

Kutulis cerita ini karena ingin berbagi cerita
dengan pembaca – pembaca sekalian. Cerita ini
benar adanya dan merupakan pengalaman pribadi
yang sampai saat ditulis masih sangat berkesan
takaan pernah terlupakan bagiku. Bagi yang ingin berkomentar email nabirong_x@yahoo.com

Saat itu Dino yang bekerja pada sebuah perusahaan
konstruksi ditugaskan untuk memimpin sebuah proyek konstruksi di sebuah kota kecamatan BS yang berjarak 2 jam perjalanan dari ibukota kabupaten C di Priangan Timur. Dino sendiri telah menikah dengan selama lebih kurang 1 tahun dan belum dikaruniai seorang anaknya pun. Ini adalah kesepakatan dengan istrinya yang tengah kuliah lagi.
Kota kecamatan itu sendiri tidak terlalu besar tetapi karena merupakan lintasan menuju sebuah objek pantai pariwisata sehingga menjadikannya cukup ramai dibanding kota kecamatan lainnya.

Sesuai dengan kesepakatan dengan bos-nya Dino pulang ke B ibukota propinsi kota asalnya yang berjarak 4 jam perjalanan setiap 2 minggu sekali.

Awalnya dengan beban dan tanggung jawab pekerjaan yang cukup berat mewakili perusahaan di lokasi, Dino tenggelam dalam kesibukan yang berkepanjangan, dan tak mempunyai waktu untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Oh ya mes yang disediakan oleh perusahaan terletak di muka pemukiman berjarak sangat dekat dengan lokasi pekerjaannya.

Sampailah pada suatu hari, Ali salah seorang mandornya yang sebaya bercerita bahwa di belakang mes ada seorang wanita muda tinggal dan sering melewati mes sebagai jalan untuk keluar masuk menuju rumahnya. Dino pun penasaran karena apa yang diceritakan sang mandor mengusik penasarannya.

Akhirnya rasa penasarannya terobati saat istirahat makan siang, sembari mengaso dengan Ali sang mandor itu dibelakang mes, wanita muda itu lewat. Wajahnya yang tanpa polesan apapun tak menghilangkan kecantikannya, dengan rambut hitam bergelombang, melenggang melewati mereka.

”Pak....itu dia yang saya ceritakan tempo hari ” ujar Ali bersemangat
”Oooo....itu ” sahut Dino seraya mengiringi langkah sang wanita itu menghilang dari pandangannya.

Kembali mereka berdua terlibat dalam pembicaraan serius mengenai pekerjaan yang tengah berlangsung. Tak lama kemudian wanita muda itupun kembali melewati mereka. Timbul keinginan Dino untuk mengenalnya.

”Mba....boleh kenalan?” tanya Dino.

Wanita muda itu tersenyum manis seraya menghampiri. Dino dan Ali langsung bangkit dari duduknya dan menyambut uluran tangannya.

”Dino...........” ujar Dino
”Astri...........” ucapnya lembut.

Selanjutnya pembicaraan mereka lancar mengalir sampai pada akhirnya.

”Mas Dino tadi saya dengar ringtonenya lagu Cindainya Siti Nurhaliza ya?” tanyanya. Memang saat dia tadi lewat mereka berdua tengah mengutak-atik ringtone ponsel Dino.

”Iya memang kenapa? Suka?” Dino balik bertanya.
”Minta dong..........” imbuhnya lagi. Waduh pikir Dino gimana caranya karena dia tak tahu cara mentransfer ringtone (maklum hp baru inventaris kantor). Idenya muncul seketika.
” Waduh sekarang saya agak sibuk bagaimana kalo hp-nya ditinggal saja, nanti sore pokoknya tau beres ringtone itu sudah ada dalam hp-mu.....” tanggap Dino dengan penuh hati-hati.
”Nggghh...........Ok deh tapi jangan bohong ya?” ucap wanita muda itu lagi.
”Kalo perlu nanti mas antarkan ke rumah.........” lanjut Dino lagi yakin.

Wanita muda itupun menyerahkan ponselnya dan Dino dengan berbunga-bunga menerimanya. Dapat deh nomer hp-nya....!

Setelah memanggil salah seorang supliernya akhirnya Dino siang itu berhasil mentransfer ringtone tersebut ke hp milik wanita muda itu dan seperti janjinya Dino menyerahkan hp itu sorenya ke rumah pemiliknya.

Malam itu dengan hati-hati menjelang tidur Dino mencoba meng-SMS Astri.
Dia tak berharap banyak karena tidak mengetahui kondisi wanita itu sebenarnya. Tak dinyana SMS balasan pun datang. Malam itu mereka ber-SMS ria sampai menjelang subuh. Begitu juga esoknya, malamnya juga begitu.

Hingga pada suatu malam Dino minta diantar Astri ke rumah salah seorang pekerja. Dan saat Aep, pekerja itu datang dan kemudian pamit pergi sebentar untuk suatu keperluan, tinggallah mereka berdua duduk bersisian di kursi.

Dino menatap wajah oval di sampingnya yang tengah menunduk, menyiratkan garis kecantikan yang alami. Ingin ia menikmati keindahan itu selamanya. Entah darimana datangnya keinginan itu membuat ia memberanikan diri.

”Astri...................”panggil Dino perlahan.
”Ya mas..............” sahutnya perlahan, berpaling menatap dengan kedua mata indahnya. Duh, mata yang indah, sangat mendebarkan jantung. Memandang Dino bak sebuah cahaya bulan purnama.
Tangan Dino meraih dagu lancipnya dan menggerakkan wajahnya mendekati wajah oval yang menyimpan keindahan itu. Saat wajah Dino hampir menempel, tiba-tiba Astri menunduk. Dino tak berhenti dan menjatuhkan kecupan lembut di keningnya. Waktu serasa berhenti saat itu. Dadanya seolah berdentam riuh menggemakan keinginan yang makin menguat. Setelah meredakan gemuruh dalam dadanya, kembali Dino menggamit dagu lancip itu, mendekatkan wajahnya perlahan, seraya memandang dalam-dalam kedua mata indahnya. Napas hangatnya menerpa permukaan wajah wanita muda itu. Astri memejamkan matanya dan perlahan bibir Dino mendarat lembut pada kedua bibir ranum Astri. Ringan saja kecupan tersebut tetapi menyentakkan ribuan voltase gairah pada mereka.

Astri tak menolakkan kecupan tersebut, kembali bibir Dino mendarat di permukaan bibir wanita muda yang sintal itu. Dikecupnya lagi perlahan, dan mulai melumati kedua bibir ranum itu menggoda gairah primitifnya. Astri terpejam membalas lumatan pada bibirnya hingga kedua bibir mereka berpalun – palun saling dirasuki gairah yang mulai terbit.

Kecupan dan lumatan Dino bergerak menjauhi bibir Astri menjalar sepanjang rahangnya yang melengkung indah, bergeser turun menjelajahi leher jenjang yang memutih bak pualam. Mengecup dan menjilati dengan lidahnya yang kasap terus keatas menuju wilayah belakang telinga dan mengulum cuping telinga tersebut dengan lembut. Terasa tangan wanita muda itu memegang erat pergelangan Dino.
”Masss....” desah lirih Astri mulai terdengar perlahan.

Tiba-tiba terdengar kecipak langkah mendekati rumah Aep.
Langsung Astri mendorong dan membenahi wajahnya yang memerah dan menarik napas meredakan gemuruh gairahnya yang tadi terbangkit. Aep masuk, dan setelah menyelesaikan keperluannya dengan Aep, Dino beranjak pulang dengan kembali diantar Astri.

Pada malam ketiga mereka ber-SMS ria topik yang mereka bahas menjadi lebih intim hingga menyinggung masalah seksualitas. Tak disangka SMS balasan Astri pun tak kalah ’panas’nya, dari seksualitas umum hingga detail- detail hubungan suami istri (Astri adalah seorang janda muda beranak satu yang ditinggal suaminya menikah dengan wanita lain empat tahun yang silam)pun dibahasnya. Dino mengatakan dalam SMSnya bahwa ia adalah tipe lelaki yang selalu mendahulukan kepuasan pasangannya dalam bercinta. Astri meledeknya hingga Dino pun panas dan menantangnya. Gayungpun bersambut Astri tak menolak meskipun tak mengiyakan.

Hingga suatu siang menjelang istirahat, ponselnya berbunyi, diliriknya LCD-nya, SMS dari Astri.
’Mas bisa kerumah sekarang Astri pengen bicara, lewat belakang aja ya...”,
Apalagi yang mau dibicarakannya setelah SMS-SMS ’panas’ kemarin detak Dino dalam hati.
Langsung Dino beranjak seraya berujar pada mandor dan satpam proyek,
”Ke mes dulu mo buang air”,

Dengan langkah tergesa Dino melangkah kearah mes, melewati halamannya, berbelok ke kiri menjejeri jalan di samping mes terus ke belakang, melewati pagar dan berbelok kekanan hingga tertumpu pada pintu belakang rumah Astri. Perlahan mengetuk pintu yang langsung dibukakan.
Wanita muda itu menatapnya tersenyum manis.

”Masuk mas......., Cuma ada saya ko, bapak ibu dan Putri (anaknya) sedang ke BJ” ,terangnya. Dino melangkah masuk sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan.
Seraya menutup pintu Astri mengemasi safety shoes Dino dan memasukkannya ke dalam.
”Disini saja ya mas duduknya.........”,ujarnya seraya menyodorkan sebuah kursi bulat.
”Mo bicara apa...............................” ,tanya Dino.
”Lagi suntuk aja, daripada bengong mending ngobrol dengan mas” ,imbuhnya lagi seraya menyisiri rambut ikal legamnya dengan jemari lentiknya.

Pembicaraan mereka mengalir lancat diselingi canda-canda kecil, mencairkan suasana yang tadinya agak kaku. Hingga......

”Eh.....mengenai SMS semalam tadi itu serius....?” ,tanya Dino.
Wanita muda itu tak menjawab dan hanya menunduk dan menatap tajam dengan kedua sudut mata indahnya. Dino beranjak mendekati dan berjongkok menghadap Astri. Sebelah tangannya mendarat pada bahu yang mulus telanjang itu, tangan kanannya menggamit dagu lancip yang beberapa hari lalu di kecupnya. Mendongakkan wajah ovalnya sambil memandang kedua bola mata yang indah itu. Merasakan waktu melambat saat – saat bergerak mendekatkan wajahnya, menghembuskan napas hangatnya, menikmati terpejamnya kedua bola mata indah itu dan mendaratkan kecupan yang perlahan-lahan berubah menjadi lumatan-lumatan liar pada bibir ranum yang lembut itu.
Lidah Dino mulai menjalari permukaan bibir ranum itu, menggodanya hingga kedua bibir itu membuka perlahan. Menjalari bagian dalam bibirnya dan kembali mengulum bibir atas dan bawahnya bergantian.

Kedua tangan Astri meraih keatas dan merangkul bahu dan leher Dino. Ciuman dan lumatan bibir Dino makin bergelora, Astripun membalas dengan tak kalah ’panas’nya.

”Hmmmhhhh..........” ,desahnya perlahan diselingi kecipak dua pasang bibir mereka bergelut saling membelit di dalam rongga mulut Astri.

Dino meraih tubuh sintal tersebut dan merebahkannya di karpet lembut di ruangan tersebut.
Kembali lidah Dino menjalar dari kedua bibir ranum bergerak menyusuri rahang terus mengecup urat leher yang membentuk formasi penyangga kepala itu dengan bergairah. Terus keatas ke balik cuping telinga yang melancip, menjilati dan melumati wilayah itu dengan tekun.

”.......mass....” ,rintih Astri perlahan seraya membelalakkan mata indahnya menikmati sensasi yang tak terbendungkan lagi membangkitkan gairahnya yang terpendam selama empat tahun ini.

Tangan Dino tak tinggal diam mulai menjalar meraba - elus permukaan buah dada yang masih di balut pakaian itu. Melingkari bukit membusung itu dengan jarinya, berputar mengirimkan jutaan sengatan kenikmatan. Terus turun ke bawah menemukan tepian kaos dan menyelusup ke dalam. Merabai- mengelus permukaan kulit yang halus dengan jemarinya.

”Mmmhhhh......oohhhh” ,erangan demi erangan dari bibir wanita muda itu mulai terdengar diselingi kecipak bibir yang berpadu.

Tanpa disadari pakaian Astri mulai tersingkap di bawah tindihan Dino dan dengan cekatan pula jari Kino melepas kait bahan pembungkus buah dada wanita muda itu. Astri yang saat itu tengah di amuk nikmat membiarkan bahan pembungkus itu terlepas dari tempatnya membebaskan isinya mencuat lepas, memperlihatkan kemulusannya yang memutih membulat padat dengan puncak berselimut noktah mungil merah kecoklatan.

Dino beranjak bergerak turun diikuti pandangan mata Astri yang menatapnya dengan sendu. Lidah dan bibir lelaki itu mengecup tonjolan melengkung pada pangkal leher wanita itu terus kebawah, menjilati permukaan kedua bukit yang padat membusung di dada wanita muda itu bergantian.
Hingga....

”Ahhhh.....mas....”,erang wanita muda itu menggigil seraya menggeliatkan tubuh atasnya saat kedua bibir Dino mencucupi putik dadanya.

Oh...! rasanya seperti didera berjuta nikmat kesangatan. Bergantian putik yang kiri dan kanan tak ketinggalan sehingga membuatnya mengkilap karena basah. Kuluman Dino pada putik yang telah mengeras itu bak sengatan yang menambah pasok kenikmatan yang makin menggelegak. Kedua tangannya mengerumasi rambut Dino dan terkadang menyelusup ke balik kaos di belakang mencari pegangan kuat atas gelombang nikmat yang tengah menderanya.

Sembari mencucupi kedua putik di dada yang padat membusung itu tangan Dino bergerak turun menemukan kancing jeansnya Astri, melepas kait dan rits-nya seraya mencium- jilat permukaan perut yang mulus rata itu. Tangan Dino meraih ban celana jeans itu dan menariknya turun dengan perlahan.

Wanita muda itu membantu dengan mengangkat pinggulnya sehingga jeans itu pun lolos dengan mudah menampakkan kedua paha yang jenjang mulus ditumbuhi bulu halus berkilau ditimpa sinar matahari siang yang menerobos tirai jendela.

Dino bangkit dan melepas kaosnya di bawah tatapan Astri dengan napas yang memburu. Melonggarkan ban pinggangnya dan meloloskan celana. Mereka kini dalam keadaan hampir telanjang hanya ditutupi secarik kain pada sela paha masing-masing.

”Ouuhhh,,,,,mas.....ahhhh........” ,erang Astri tatkala mulut Dino mencucupi kewanitaannya yang masih terbalut kain tipis itu.

Kedua tangan Dino tak tinggal diam mengelus dan merabai kedua bukit yang membusung di dada wanita muda itu. Jari Dino juga turun dan mengelus permukaan paha jenjang yang mulus itu, menyelinap ke balik karet penutup sela paha Astri dan mengurut perlahan.

”Oghhhh..........” ,Astri tersentak saat jemari Dino menyelusup ke dalam kewanitaannya yang telah lembab itu.

Matanya yang indah membeliak seraya menggelinjang dengan napasnya seperti tersedak. Seluruh permukaan bagian dalam kewanitaan itu telah basah dan berdenyut-denyut. Gerakan jari Dino mengelitik seluruh pemukaan peka didalamnya.Dino kembali menarik jarinya yang telah basah itu dan mereka saling tatap dengan napas yang memburu diiringi Dino mencucupi jarinya sendiri membersihkan cairan yang menempel pada jarinya. Tangan Dino kembali bergerak meraih karet penutup sela paha wanita muda itu, menariknya hingga terlepas !. Semuanya berjalan lancar dan mudah. Begitu juga pakaian dalam Dino telah terlepas, mereka kini tak ubahnya seperti dilahirkan, polos telanjang tak selembar benangpun menempel... !!

Dino meraih kedua kaki jenjang itu, mengecupi betis Astri yang bernas itu dengan lembut, menjilati dengan lidahnya yang kasap di bawah tatapan Astri yang makin sendu, turun terus ke bawah menjilati paha bagian dalam kedua kaki itu bergantian.

”Ja....jangan mass........”,desah Astri saat bibir Dino mendarat pada bukit kewanitaannya yang dilingkup semak meranggas.
”Nikmati aja................. ” ,ujar Dino.

Lidah Dino menjilati permukaan lepitan yang memerah muda itu dan mendesak masuk lebih dalam.

”Aahhhhh..............ohhhhhhh” ,erang Astri merasakan lidah Dino bak seekor phyton yang tengah memasuki sarangnya.

Menemukan tonjolan sebesar kacang disana `menjilat dengan hisapan bertubi-tubi. Pinggul wanita sintal itu bergerak-gerak gelisah mengimbangi serbuan lidah Dino. Kedua tangannya menggerumasi rambut Dino dan menekankan kepala lelaki itu tanpa sadar.

”Masss...........uhhhhhhhh” ,lenguhan demi lenguhan menceracau keluar dari bibir ranumnya.

Seluruh permukaan bagian dalam dari liang itu telah basah dengan aroma khas yang makin membangkitkan gairah Dino. Jilatan dan hisapan yang dilakukan Dino membakar semua sumbu nikmatnya membuat tubuh sintal itu menggerinjal hebat, menggeliat-geliat di bawah tekanan kedua tangan Dino pada pinggulnya. Gelombang demi gelombang nikmat makin bergelora menyeret dirinya hingga tak tertahankan lagi.

”Massss..........ooohhhhhh” ,jeritnya kecil saat klimaks menggulungnya, menerbangkan wanita muda itu ke bintang-bintang di angkasa dan menenggelamkan pada palung nikmat tak berujung.

Tubuh sintalnya melenting, kedua tangannya mencengkeram bahu Dino dengan kuat. Beberapa menit situasi itu berlangsung. Dino membiarkan Astri menikmati klimaksnya dengan sepuas-puasnya, mempersiapkan wanita sintal itu untuk etapar selanjutnya yang lebih bergelora. Dino merangkak naik perlahan, merebahkan tubuhnya diatas tubuh sintal wanita muda itu. Bergoyang ke kanan dan kekiri menyibakkan kedua paha yang mulus itu. Kedua paha Astri perlahan membuka memberikan ruang pada pinggul Dino untuk merapat.

Astri membuka matanya, napasnya masih memburu dengan keringat yang terpercik pada kening dan dadanya yang bulat dengan putik membusung tegak.

”Mass..............................?”,tanyanya lirih.
”Nikmati saja sayang...” ujar Dino menghilangkan pertanyaan dan keraguan di wajah wanita muda itu.

Sambil tersenyum kedua tangan Astri menarik kepala lelaki itu kearahnya, melumat dengan ganas bibir Dino. Sambil menatap mata Astri yang meredup, Dino kembali bergerak menggosok...., meluncurkan batang kenyal miliknya menelusuri permukaan lepitan kewanitaan Astri. Maju - mundur menikmati setiap gesekkan batang kenyalnya yang melintang pada permukaan kelembaban yang menawarkan nikmat tak terkira itu.

”Ohhh......mas............ya disana...” ,Kembali erangan dan lenguhan Astri meningkahi gerakan lelaki itu.

Kedua tangan Astri yang tadi memeluk leher Dino turun ke bawah dan menemukan kedua bola pinggul Dino dan dengan segera di cengkramnya dengan ketat menekankan lebih kuat ke bawah seiring dengan gerakan kedua kaki jenjangnya mengunci di belakang pinggang Dino. Dino bergerak maju mundur merasakan setiap sentuhan lepitan kewanitaan Astri yang lembab menggosok batang kenyalnya. Naluriah Astri bergerak menyambut dengan gerakan seirama merasakan batang kenyal itu menggerus lepitannya. Gerakan mereka semakin kompak. Sesekali ujung membola kejantanan Dino menusuk...

”Ohh.....” desis Astri merasakan ujung membola kejantanan Dino menyeruak, hangat, menyentuh permukaan lembut di dalam kewanitaannya. Tak dalam hanya kurang lebih tiga sentimeter namun mengirimkan berjuta – juta sengatan nikmat.
Rasanya bagi Dino seakan – akan ujung kejantanannya diselimuti kelembutan yang kenyal mencekal. Dino mengangkat tubuhnya hingga duduk berselonjor. Mengangkat pinggul wanita muda menumpu pada kedua pahanya. Kedua kaki jenjang Astri menekuk di sisi tubuh Dino dalam posisi masih terbuka. Kewanitaannya semakin terkuak, memerah muda dalam kebasahan yang semakin siap. Seraya menggenggam pinggul Astri dengan tangan kirinya, Dino mengarahkan batang kejantanannya tepat pada lepitan kewanitaan wanita itu. Dengan memegang batang pejalnya Dino mendorong kedepan.....

”Mass..............................?”,tanyanya lirih kembali.

Dino mendorong kembali, tak mau terlalu dalam, hanya ujung batang pejalnya menyeruakkan lepitan Astri di bawah sana. Kedua tangan Astri memegang lengan Dino menahankan dorongan yang terlalu jauh. Dino bergerak...
Dengan jarinya yang menggenggam kejantanan untuk membatasi, hanya ujungnya saja yang masuk, Dino menggerakkan batang pejal itu naik turun sepanjang lepitan itu, menggosok permukaan didalam kewanitaan wanita muda itu.

”Ooooohhhh........,ohhhh....!!” , desah Astri keras.

Pinggul indahnya ikut menggerinjal mengimbangi gerakan ujung membola kejantanan Dino. Rasanya kenikmatan yang timbul semakin menderu – deru menyeret dirinya semakin tak terkendali. Menyadari hal itu Dino memindahkan kedua tangannya menggamit kedua lutut wanita membelainya dengan perlahan.

”Oooohhh......mass...”, rintih Astri berulang kali.

Kini pinggul indah Astri mengambil alih, bergoyang, memutar- mutar dengan lincah. Gerakan itu menyebabkan kewanitaannya yang telah basah itu serasa di aduk – aduk oleh ujung membara batang pejal Dino. Tak terkendali dan semakin liar gerakan pinggul Astri. Rasanya seperti kecanduan. Kedua tangannya yang lentik itu kini bergerak menjangkau kaki Dino dan bertumpu pada lutut Dino. Tubuh indahnya terangkat , hanya bahunya yang menempel pada karpet. Dengan begini Astri leluasa menggerakkan pinggulnya, berputar – putar, mengayun naik turun.
Ayunan pinggul itu semakin cepat saja.....

”Mass.....................................?”,pangg ilnya lirih.
”Hmmm....................................”,gumam Dino.
”Pandang mata Astri mas........”,pintanya perlahan.
”Ya........ada apa....................?”,tanya Dino.
”Rasanya...semakin...gilaa......”, sahutnya lagi.
”Bener......................................”, tambah Dino.
”Mas.........................................”, panggil Astri kembali.
”As....Astri.....ingin lebih.....” ujar wanita muda itu parau, matanya meredup hampir terpejam. Dino tak menjawab hanya menatap wajah yang merona merah yang dibasahi peluh disana sini itu.
Lalu...........................................
”Ohhh........................mass..”, jeritnya kecil seraya mendesakkan pinggulnya memutar perlahan.

Tubuhnya bergetar dengan paha mengejang. Perlahan batang pejal Dino tenggelam mili demi mili di telan kelembutan kewanitaan Astri. Tiba – tiba tubuhnya menaik mencoba duduk, memeluk ketat leher Dino, menggigit kecil pundak tegap itu dan mendesakkan tubuhnya turun, hingga seluruh batang kejantanan Dino terbenam utuh.....!!!

”Ahhh......................!!”jerit wanita muda itu panjang.

Langsung tubuh indah itu merebah ambruk menyeret tubuh Dino bersamanya. Dan kedua kaki jenjang itu langsung bersilangan di belakang mengunci pantat Dino. Dengan napas tersengal – sengal mereka berbaring melekat erat, telah bersatu padu. Dino mengangkat wajahnya menatap wajah berpeluh itu seolah tak percaya, semuanya begitu cepat berlangsung hingga ia tak sempat bereaksi. Wanita sintal itu mengecup kening Dino, sambil tersenyum mengganggukkan kepalanya perlahan.

”Mass..........tuntaskanlah......”’ pintanya lirih.

Terasakan oleh Dino bagaimana seluruh dinding lembut dalam liang kewanitaan wanita sintal ini mencekal erat kejantanannya. Dino bergerak naik hingga kejantanannya terlepas kembali dari cekalan nikmat liang tadi.

”Mmmhhh..................uhf”,Dino mendesis menyatakan gairahnya yang membakar jiwanya.

Hampir tak tertahankan lagi, kedua tangan Dino bergerak turun menemukan kedua paha jenjang wanita muda itu. Terdiam sejenak sambil menarik kedua kaki jenjang itu keatas melewati lengannya, mengunci kedua lutut tersebut dengan lengan dan sikunya. Sehingga pinggul wanita muda itu mengangkat menguakkan kewanitaannya ke permukaan dan kembali bergerak...

”Ah...mass....lagi...lagi........terusskan sekarang....!”,pintanya parau.
”Sungguh...? ” ,tanya Dino kurang yakin.
”Sekaraaanng........mass, ssekaraaang...!!!, Astri ’ga...tahann..ayoo..!” ,rengek wanita sintal itu lagi seraya menekan pantat Dino kearah tubuhnya lebih erat, memohon penyatuan yang sempurna.
”Ayo....mass........ya.....!”,rintihnya lagi sambil mengangguk tatkala Dino menempelkan ujung batang kenyalnya ke permukaan lepitan kewanitaan Astri dan bersiap mendorong.......
Ujung membola batang kenyal Dino yang tegak dari tadi mendesak dan.......

Ketika Dino mulai mendesak Astri, sebuah sensasi baru hadir, sebuah kejutan penuh rasa nikmat nan indah, sebuah penyatuan alam. Astri mencoba membantu mempermudah dengan menggerakkan pinggul, bagai penari perut memainkan pertunjukkan diatas panggung. Dino dengan sabar menunggu, menekan pelan, sangat pelan, ketika jeritan kecil terdengar.

”Ohh..........masss.......”,terdengar lirih Astri memohon.
”Mass........................!”,jerit Astri.

Dino menghentikan tekanan. Diiringi sebuah jeritan kecil panjang, diiringi tancapan kuku Astri ke punggung Dino, ujung membara batang kenyal Dino kembali membelah lepitan kewanitaannya. Kedua bola matanya membeliak. Tetapi tubuhnya menggigil seperti demam dan cengkeraman kedua tangannya semakin kuat pada bola pantat Dino.

”Ahh..................!!!” ,rintih Astri keras.

Tubuhnya mengejang dan dengan kepala mendongak tatkala Dino bergerak mendorong perlahan. Mata indah wanita sintal itu membeliak menikmati mili demi mili penetrasi tersebut dengan napas seperti tersedak, wajahnya yang merona merah berkeringat terlihat sangat ekspresif makin membuat Dino bersemangat, sesaat Dino kembali mendorong pinggulnya dengan perlahan membenamkan batang kejantanannya seutuhnya ke dalam tubuh wanita muda itu. Sungguh pemandangan yang dramatis menyaksikan ekspresi wanita muda ini saat di’tembus’.(Moment yang masih terekam hingga kini dalam ingatannya)

”Pekerjaan utamanya selesai sudah dan tinggal menyelesaikan sisanya”, pikir Dino. Dia mulai bergerak perlahan naik turun, merasakan jepitan dan denyutan dinding kewanitaan milik Astri mengurut dan memijat batang kejantanannya. Gesekan urat-urat batang kejantanannya pada permukaan lembut melembab dalam kewanitaan Astri merupakan sensasi yang makin menggiringnya pada gelombang – gelombang yang makin membulak-bulak menyala-nyala membakar hasratnya.

”Ohh...massss....yah.......uhhhhh...”,erangan Astri semakin keras tak beraturan lagi, menceracau seperti orang kerasukan.

Tubuh sintalnya yang telah berkeringat di sana sini mengelinjang-gelinjang dengan hebat ditingkahi gerakan naik turun tubuh Dino diatasnya. Kaki kanannya terlepas dari siku Dino dan mengunci ke belakang pinggang lelaki itu.

Terkadang Dino berhenti sejenak, tetapi dengan mengedan mendenyut-denyutkan batang kejantanannya di dalam kewanitaan Astri menimbulkan variasi tekanan yang berbeda - beda pada permukaan dinding lembut di dalamnya. Peluh telah bercucuran membasahi setiap jengkal tubuh mereka. Pendakian ke puncak klimaks yang sangat melelahkan ini tak membuat mereka berhenti untuk memacu biduk cinta semakin cepat. Gerakan mereka seirama di pandu denyut – denyut birahi yang semakin menggetarkan permukaan genderang asmara. Bertalu – talu semakin cepat berdentam – dentam merasuki sukma.

”Ohh,.......aaaaah,.............”,jerit kecil Astri terdengar setiap denyut-denyut batang kenyal dalam tubuhnya menyentuh pusat birahinya.

”Lagiii.....teruss........ahh.....” ,ceracau Astri tak beraturan. Dino terus bergerak naik turun diatas tubuh indah Astri, yang merasakan setiap batang pejal itu menghunjam rasanya seperti dipenuhi oleh uap membara dan setiap di tarik tubuhnya terasa terhisap oleh pusaran gairah serta kecipak merdu terdengar dari setiap gerakan mereka yang makin cepat. Tubuh sintal Astri mulai menggigil dan Dino tahu saatnya telah hampir datang bagi wanita muda yang saat ini ditindihnya dan ia pun memacu gerakan memompanya, bagai piston mesin kejantanannya menghunjam keluar masuk kewanitaan Astri semakin cepat.

”Ya mass............ohhh..’ga tahan...lagiii...”,jeritnya parau
”Ahh............................massssss.......... .”.
”Astri sampaii mas...sampaii masss...ohh” ,jerit Astri.
Saatnya puncak klimaks kembali menyeret, menggulung dan menghempaskannya pada nirwana berwarna warni. Wanita sintal itu melengkungkan punggungnya, kedua pahanya mengejang serta menjepit dengan kencang, menekuk ibu jari kakinya, membiarkan bokong bulatnya naik-turun menyentak berkali-kali, keseluruhan badannya berkelojotan dengan nafas tersengal-sengal, menjerit serak dan...,

Akhirnya larut dalam klimaks total yang dengan dahsyat melandanya, diikuti dengan suatu kekosongan melanda dirinya dan keseluruhan tubuhnya merasakan lemas seakan-akan seluruh tulangnya copot berlolosan. Astri berkelojotan di bawah dengan kedua tangannya memeluk ketat dan kakinya terkangkang lebar dengan kejantanan Dino terjepit di dalam liang kewanitaannya. Liang tersebut berdenyut – denyut dengan cepat, berkontraksi mengurut batang pejal Dino seakan hendak memeras isinya hingga tak bersisa. Mata indahnya membeliak diiringi tubuhnya melenting bak busur panah dan mencengkeram bola pantat Dino, menekannya dengan kuat kearah tubuhnya

Dino bergerak makin cepat walaupun makin sulit, karena kuncian tangan wanita muda itu, dan dengan napas memburu mengejar puncak yang tengah dinikmati Astri. Makin cepat menghunjam dan akhirnya tak tertahankan lagi dengan suatu sentakan menekan keras batang kejantanannya hingga menyentuh dasar kewanitaan Astri, batang pejalnya menggelegak sesaat....

”Oughhh...........” ,seraya menggeram Dino melepaskan beberapa kali semburan lava kentalnya dalam liang kewanitaan Astri.

Berkali-kali semburan itu terulang hingga daya semburnya melemah dan mereda, lalu tubuhnya ambruk diatas tubuh Astri.

Setelah mereda Dino menggeliat menjatuhkan tubuhnya ke sisi Astri. Berdua mereka terdiam dalam rasa masing-masing. Astri bergerak menjatuhkan kecupan ringan di pipi Dino.

”Makasih mas............, mas gile beneerrr.....” pujinya
”Apanya yang terimakasih, malah mas ragu tadi kamu beneran saat..........” ujar lelaki itu sambil merapihkan rambut yang jatuh di wajah wanita muda itu.
”Tadinya sih iya begitu....., tapi Astri ga kuat menahankan cumbuan mas apalagi setelah mas bilang nikmati aja tadi.........., ya sudah Astri nikmati aja...dan ternyata ga cukup hanya petting saja...hingga itu tadi..” ujar Astri mengecup kening Dino.
”Terus terang saat dengan mas inilah.....Astri baru merasakan klimaks itu seperti apa, wuihhh....bukan main rasanya”,imbuhnya lagi.
”Jangan tinggalkan Astri ya mas....... ya?.”pintanya memohon.
Dino tak menjawab dan hanya menjatuhkan kecupan pada kedua mata indah itu.

Ternyata menurut penuturannya kepada Dino, masa - masa dengan suaminya terdahulu tak sekalipun mengalami apa yang dinamakan klimaks. Berarti akulah yang telah berhasil memberikan klimaks pertama pada wanita muda ini, pikir Dino dengan bangga.

Dan percintaan mereka pada masa-masa berikutnya pun makin membara dan bergejolak...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar