Rabu, 09 Juni 2010

belenggu-rindu-yang-tertahan


Belenggu Rindu Yang Tertahan

---------------

Siang itu di sebuah rumah yang cukup asri, seorang gadis yang
berambut panjang terurai dengan raut wajah yang manis terlihat
sedang menanti kedatangan seseorang. Tiba-tiba datang seorang
pemuda yang mengenakan kaos biru di padu dengan jeans warna
serupa. Dia berjalan menuju kerumah gadis yang sedang asyik
duduk di depan rumahnya, si gadis sesekali mengawasi depan
rumahnya kalau-kalau yang di tunggu sudah datang atau belum.
Dengan senyum yang manis kemudian gadis itu menyapa sang
pemuda yang kelihatan rapi, harum dan segar siang itu. "Hallo Mas Adietya sayang..." sapanya dengan panggilan khas
yang mesra ke padaku.
"Hallo juga... Sayang," balasku pendek.
"Sudah lama yah nunggunya," lanjutku lagi.
Antara aku dan si gadis memang terlihat mesra di setiap
kesempatan apa aja. Baik itu melalui panggilan ataupun sikap
terhadap masing-masing. Seperti halnya siang itu, yang
kebetulan keadaan di rumah sang gadis nampaknya sedang sepi,
dia bilang ortunya lagi ke rumah saudaranya yang pulangnya
nanti sore.
Dengan masih menyimpan rasa rindu yang tertahan, aku memeluk
gadis pujaanku dengan mesra, sambil membisikan kata.
"Adiet kangen banget nih sayang," bisikku di telinga nya
sambil mencumbu daun telinganya.
"aku juga kangen Mas sayang..." jawabnya pelan.
Kemudian kita terlibat perbincangan sesaat, yang selanjutnya
aku merengkuh bahu si gadis dan mengajaknya masuk ke dalam
ruangan tamu. Di sofa kita duduk sangat dekat sekali,
sampai-sampai kita bisa merasakan hembusan nafas
masing-masing, saat kita bertatapan wajah.
"Kamu cantik sekali siang ini sayang..." kataku lembut.
Sembari tanganku meremas kedua tangannya dan kemudian aku
lanjutkan untuk menarik tubuhnya lebih rapat. Si gadis tak
menjawab hanya tersipu raut wajahnya, yang di ekspresikan
dengan memelukku erat. Tanganku kemudian memegang kedua
pipinya dan tak lama bibirku sudah mengulum bibirnya yang
terbuka sedikit dan bentuknya yang ranum, sembari dia
memejamkan kedua bola matanya.
Lidahku bermain di rongga mulutnya untuk memberikan perasaan
yang membuat nya mendesah sesaat setelahnya. Di balik
punggungnya jemari tanganku dengan lembut masuk ke dalam kaos
warna putihnya dan mencoba membuka kaitan bra dari belakang
punggungnya. Dengan dua kali gerakan, terbukalah kaitan bra
hitamnya yang berukuran 36b itu.
Jemari tanganku langsung mengelus tepian payudaranya yang
begitu kenyal dan menggairahkan itu. Dan tak lama setelah itu
jariku sudah memilin putingnya yang mulai keras, yang
nampaknya dia mulai menikmati dan sudah terangsang diiringi
dengan desahannya yang sensual.
"Ohhh... Mas sayang..." desahnya lembut.
Sambil memilin, bibirku tak lepas dari bibirnya dan menyeruak
lebih ke dalam yang sesekali mulutku menghisap lidahnya keluar
masuk. Selanjutnya dengan gerakan pelan aku membuka kaos
putihnya dan langsung mulutku menelusuri payudaranya dan
berakhir di putingnya yang menonjol kecil. Aku menjulurkan
lidahku tepat di ujung payudaranya, yang membuat dia
menggelinjang dan mendesah kembali.
"Ohh... Mas sayang... Enak sekali."
Sesaat aku menghentikan cumbuanku kepadanya dan memegang kedua
pipinya kembali sambil membisikkan kata.
"Sayang... Payudara kamu sungguh indah bentukya," bisikku
lirih di telinganya.
Sang gadis hanya mengulum senyumnya yang manis sembari kembali
memelukku mesra. Dengan mesra aku mengajak si gadis berjalan
ke arah kamarnya yang lumayan besar dan bersih. Layaknya kamar
seorang gadis yang tertata rapi dan aroma segar wangi
bunga-bunga yang ada ditaman depan kamarnya terhirup olehku
saat memasukinya.
Tak berselang lama kemudian, aku mengangkat tubuh sexy sang
gadis dan meletakkannya di atas meja belajar yang ada di
kamarnya. Sang gadis masih mengenakan celana jeansnya, kecuali
bagian atasnya yang sudah terbuka saat kita berasyik masyuk di
ruang tamu. Perlahan aku memeluk tubuh sang gadis kembali,
yang aku lanjutkan dengan menjelajahi leher jenjangnya dengan
lembut.
Bibirku mencumbui setiap senti permukaan kulitnya dan
berpindah sesaat ketika lidahku mencapai belakang telinganya
dan membuat tubuh sang gadis kembali bergetar pelan. Desahan
dan getaran tubuhnya menandakan kalau sang gadis sudah sangat
terangsang oleh setiap cumbuanku. Tanganku tak tinggal diam
sementara bibirku mencumbui setiap titik sensitif yang ada di
tubuh sang gadis. Jemariku mulai mengarah kebawah menuju
celana jeans nya dan tanpa kesulitan aku menurunkan resliting
celananya yang nampak olehku pinggiran celana dalam warna
hitamnya yang sexy.
Kemudian aku melemparkan celana jeansnya ke lantai dan
seketika tanganku dengan lembut merengkuh bongkahan pantatnya
yang padat berisi. Aku mengelus kedua bongkahannya pelan dan
sesekali jariku menyelip di antara tepian celana dalamnya yag
membuat bibirnya kembali bergetar mendesah lirih.
"Oh... Mas sayang..." desahnya parau.
Bibirku yang sejak tadi bermain di atas, kemudian berpindah
setelah aku merasakan cukup untuk merangsangnya di bagian itu.
Lidahku menjulur lembut ketika mencapai permukaan kulit
perutnya yang berakhir di pusarnya dan bermain sejenak yang
mengakibatkan tubuhnya menggelinjang kedepan.
"Ssshhh..." desisnya lirih.
Perlahan kemudian aku mulai menurunkan celana dalamnya dan aku
membiarkan menggantung di lututnya yang sexy. Kembali aku
melanjutkan cumbuan yang mengarah ke tepian pangkal pahanya
dengan lembut dan sesekali aku mendengar sang gadis mendesah
lagi. Aku mencium aroma khas setelah lidahku mencapai bukitnya
yang berbulu hitam dan lebat sekali, namun cukup terawat
terlihat olehku sekilas dari bentuk bulu vaginanya yang
menyerupai garis segitiga.
Dan tak lama lidahku sudah menjilati bibir luar vaginanya
dengan memutar ujung lidahku lembut. Kemudian aku lanjutkan
dengan menjulurkan lebih ke dalam lagi untuk mencapai bibir
dalamnya yang sudah sangat basah oleh lendir kenikmatan yang
di keluarkan dari lubang vaginanya. Tubuh sang gadis
mengelinjang perlahan bersamaan dengan tersentuhnya benjolan
kecil di atas vagina miliknya oleh ujung lidahku.
"Ohhh... Mas sayang" jeritnya tertahan.
"Aku nggak kuat Mas..." tambahnya lirih.
Yang aku lanjutkan dengan menghentikan tindakanku sesaat. Aku
menurunkan tubuh sang gadis dari atas meja, kemudian aku
berdiri tepat di hadapanya yang sudah berjongkok sambil
menatap penisku yang sudah berdiri tegang sekali.
Dengan gerakan lincah bibir sang gadis langsung mengulum
kepala penisku dengan lembut dan memutar lidahnya di dalam
mulutnya yang mungil dan memilin kepala penisku yang
mengkilat. Tubuhku bergetar hebat ketika menerima semua
gerakan erotis mulai dari jemari tangannya yang lembut
mengelus batang penisku serta bibir dan lidahnya yang lincah
menelusuri buah zakarku.
"Ohhh... Sayang" desahku pelan.
Rambutnya yang hitam panjang ku remas sebagai expresi dari
kenikmatan yang mengalir di sekujur tubuhku. Setelah beberapa
saat sang gadis menjelajahi organ sensitifku, aku merengkuh
bahunya serta memintanya berdiri dan kembali aku mendudukkan
pantatnya yang padat berisi di tepian meja sementara salah
satu kaki jenjangnya menjuntai ke lantai.
Dengan gerakan lembut aku mengangkat paha kirinya dan bertumpu
pada lenganku, di saat selanjutnya tangan kiriku memegang
batang penisku yang sudah sangat tegang sekali menahan
rangsangan yang menggelora dan mengarahkannya tepat di bibir
vaginanya yang sudah basah oleh lendir birahi. Pada saat
bersamaan ujung telunjukku juga mengelus belahan antara anus
dan bibir bawah vaginyanya.
"Oh... Mas sayang... Please... Aku enggak kuat" jeritnya
lirih.
Aku masih belum merespon atas jeritan lirihnya, sebaliknya aku
menundukkan kepala untuk kembali menjilati kedua payudaranya
bergantian dan berakhir di puting payudara yang sebelah kiri.
Gerakanku membuatnya menggelinjang dan semakin keras
desahannya terdengar.
"Ohhh... Mas sayang... Sekarang yah" pintanya lirih, dengan
mata yang sayup penuh nafsu.
Perlahan aku mengarahkan batang penisku tepat di belahan
vaginanya dan mendorongnya lembut.
"Sleppp..." irama yang di timbulkan ketika penisku sudah
menyeruak bibir vaginanya.
Kembali bibir sang gadis mengeluarkan desahan sexynya.
"Hekkk... Mmm..." gumamnya lirih.
Setengah dari batang penisku sudah masuk ke dalam vaginanya,
yang aku padukan dengan gerakan bibirku mengulum bibirnya yang
ranum serta memilin dan memutar ujung lidahnya lembut. Untuk
menambah kenikmatan buat dirinya, aku mulai memajukan sedikit
demi sedikit sisa batang penisku ke rongga vaginanya yang
paling dalam dan aku mengarahkan ujung penisku menyentuh
G-spotnya. Mulut sang gadis menggumam lirih karena mulutku
juga masih mengulum bibirnya.
"Mmm... Mmm" gumamnya.
Sambil menahan nikmat, tangan sang gadis menyentuh buah
zakarku dan memijitnya lembut yang membuat tubuhku ikut
mengelinjang menahan kenikmatan yang sama. Pinggulku membuat
gerakan maju mundur untuk kesekian kalinya dan sepertinya sang
gadis akan mendapatkan orgasme pertamanya ditandai dengan
gerakan tangannya yang merengkuh bahuku erat dan menggigit
bibir bawahnya lirih.
"Ohhh... Mas sayanggg..." jeritnya bergetar.
Bersamaan dengan aliran hangat yang kurasakan di dalam, rongga
vaginanya menjepit erat batang penisku. Tangannya merengkuh
bongkahan pantatku serta menariknya lebih erat lagi. Tak lama
berselang sang gadis kemudian tersenyum manis dan mengecup
bibirku kembali sambil mengucapkan kata.
"Thanks yah... Mas sayang"ucapnya mesra. Aku membalasnya dengan memberikan senyum dan mengatakan.
"Aku bahagia... kalau sayang bisa menikmati semua ini" ucapku
kemudian.
Hanya beberapa saat setelah sang gadis mendapatkan orgasmenya,
aku membalikkan tubuhnya membelakangiku sembari kedua tanganya
berpegang pada pingiran meja. Dengan pelan kutarik pinggangnya
sambil memintanya menunduk, maka nampaklah di depanku
bongkahan pantatnya yang sexy dengan belahan vaginanya yang
menggairahkan.
Perlahan aku memajukan tubuhku sambil memegang batang penisku
dan mengarahkannya tepat di bibir vaginanya, sementara kaki
kananku mengeser kaki kanannya untuk membuka pahanya sedikit
melebar. Dengan gerakan mantap penisku menyeruak sedikit demi
sedikit membelah vaginanya lembut.
"Sleppp..." masuklah setengah batang penisku ke dalam rongga
vaginanya.
"Sss..." sang gadis mendesah menerima desakan penisku.
Tanganku perlahan meremas payudaranya dari belakang mulai dari
yang sebelah kiri dan dilanjutkan dengan yang sebelah kanan
secara bergantian. Sementara pinggulku memulai gerakan maju
mundur untuk kembali menyeruak rongga vaginanya lebih dalam.
Posisi ini menimbulkan sensasi tersendiri dimana seluruh
batang penisku dapat menyentuh G-spotnya, sementara tanganku
dengan bebas menjelajahi seluruh organ sensitifnya mulai dari
kedua payudara berikut putingnya dan belahan anus dan bagian
tubuh lainnya.
"Ohhh... Mas sayang" desahnya.
Ketika ujung jemariku menyentuh lubang anusnya sambil aku
berkonsentrasi memaju mundurkan penisku. Setelah cukup
beberapa saat aku menggerakan pinggulku memompa belahan
vaginanya. Dengan gerakan lembut aku menarik wajahnya
mendekat, masih dalam posisi membelakangiku aku mengulum
bibirnya dan meremas kedua payudaranya lembut.
"Sayang aku mau keluar nih," bisiku lirih.
"Ohhh... Mas sayang aku juga mau" sahutnya pelan.
Aku mempercepat gerakanku memompa vaginanya dari belakang
tanpa melepas ciumanku di bibirnya dan remasan ku di kedua
payudaranya. Pada saat terakhir aku mencengkeram kedua
pinggulnya erat dan memajukan penisku lebih dalam.
"Creeettt... Ohhh... Sayang," jeritku kemudian.
Menyemburlah spermaku yang cukup banyak ke dalam rongga
vaginanya dan beberapa tetes meleleh keluar mengalir di kedua
pahanya. Untuk beberapa saat aku mendiamkan kejadian ini
sampai akhirnya penisku mengecil dengan sendirinya di dalam
vaginanya yang telah memberikan kenikmatan yang tak bisa aku
ungkapkan.
Demikianlah rasa rinduku terhadap kekasihku setelah beberapa
lamanya tidak saling bertemu.

TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar